News

Studium General: Food Security vs Global Population Growth

INTL Confference FIA 016

  Pada Hari Senin, 26 September 2016 SEAFAST Center menyelenggarakan Studium General di Ruang Distance Education SEAFAST Center IPB dengan Pembicara Dr. Dominika Srednicka-Tober (Warsaw University of Life Science, Polandia). Kuliah yang berlangsung selama 2 jam ini dihadiri oleh mahasiswa S2 Ilmu Pangan IPB 19 orang dan didampingi oleh moderator Dr.-Ing. Azis Boing Sitanggang (Koordinator Mutu dan Keamanan Pangan SEAFAST Center). Studium Generale ini membahas mengenai hubungan antara Food Security dan pertumbuhan populasi penduduk global. Food Security merupakan salah satu masalah terkini yang dihadapi dunia di samping isu lainnya, antara lain: energi tak terbarukan, pemanasan global, berkurangnya ketersediaan air bersih, masalah carbon footprint, terancamnya bidiversitas, dan lain-lain. Permintaan pangan akan meningkat di masa depan karena akan terjadi peningkatan signifikan populasi penduduk dunia, terutama di beberapa negara berkembang seperti Indonesia. Namun, avalaibilitas lahan penghasil sumber pangan tidak dapat meningkat (bahkan terus berkurang), sehingga hal ini akan mengancam ketersediaan pangan di masa depan. Nilai rataan ecological footprint pada tahun 2007 telah mencapai 2,7 Ha/orang, namun biokapasitas lingkungan hanya di bawah 2,0 Ha/orang, hal ini berarti kita telah melakukan over-eksploitasi terhadap sumber daya alam di bumi ini (ecological footprints adalah ukuran pengaruh manusia terhadap ekosistem bumi, indikator ini berkaitan dengan kemampuan lingkungan untuk menyuplai sumber daya dan mengasimilasi limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia). Berdasarkan teori anthropocene yang diajukan oleh Paul Cruter, kini kita berada pada era baru dimana aksi nyata manusia menjadi pengendali terpenting dalam perubahan lingkungan global.

  Food Security tidak hanya mengupayakan ketersediaan pangan yang melimpah, namun juga mengupayakan agar masyarakat dunia memiliki akses terhadap ketersediaan, keamanan, dan ketercukupan nutrisi sesuai dengan keperluan harian (dietary needs) dan preferensi, sehingga dapat menjalankan kehidupan yang aktif dan sehat. Beberapa masalah yang berkaitan dengan Food Security diantaranya adalah produksi limbah pangan yang begitu besar (hal ini menjadi ironi, karena beberapa penduduk dunia mengalami kelaparan dan malnutrisi), tidak meratanya distribusi pangan, adanya peningkatan permintaan kalori seiring dengan peningkatan GDP di negara berkembang dan maju, adanya pemanasan global yang memengaruhi produksi bahan pangan, adanya emisi green house gas dari praktik pertanian (terutama peternakan), adanya masalah keamanan pangan yang masih berlarut-larut (penggunaan pestisida, kontaminasi mikroba, penggunaan bahan berbahaya dalam pengolahan pangan), dan lainnya.

  Pada tahun 2050, permintaan pangan akan sangat tinggi. Namun hal tersebut akan membutuhkan 120% lebih banyak air, 42% lebih banyak lahan, dan kehilangan 14% area hutan. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memperoleh pangan sehari-hari sebagai gerakan bersama dalam mengatasi masalah Food Security. Hal tersebut diantaranya: berpikir sebelum membeli bahan pangan, memasak dengan perhatian lebih (mengurangi produksi limbah pangan), mengurangi konsumsi gandum dan daging, membeli pangan lokal, menyajikan pangan dalam jumlah yang cukup, dan memanfaatkan kembali pangan yang tersisa. Beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan terkait permasalahan Food Security, antara lain: meningkatan keragaman komoditas pangan budidaya dan menurunkan pengaruhnya yang kurang baik terhadap lingkungan, membangun berbagai inovasi di beberapa daerah sesuai dengan keunggulan komparatif dan kompetitifnya, membangun perubahan struktural di dalam sistem pangan, mempraktikan pertanian organik, menggunakan pendekatan edukasi di setiap level pendidikan, membangun dukungan yang mantap dari pemerintah untuk menunjang kebijakan Food Security, dan sebagainya Praktik pertanian organik dapat menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi masalah Food Security. Regulasi pangan organik di Eropa telah dibuat sejak tahun 2007 (EU Regulation 834/2007). Salah satu model yang dapat dijadikan contoh dalam praktik pertanian organik adalah Austria. (Saras).

INTL Confference FIA 016
INTL Confference FIA 016

 

error: Content is protected !!