News

Coaching Clinic IKM Pangan Indonesia : Media Diskusi bagi Pengusaha Kecil

Coaching Clinic IKM Pangan Indonesia : Media Diskusi bagi Pengusaha Kecil

Uji Sensori dalam Pengembangan Produk Baru di IKM Pangan

SEAFAST Center-LPPM IPB bekerjasama dengan  Forum Coaching Clinic IKM Pangan Indonesia dan didukung oleh LPPM IPB telah menyelenggarakan pertemuan secara daring (online) dengan 95 peserta yang merupakan para pelaku UMKM, penggiat, dan pemerhati UMKM pada Sabtu, 23 April 2022. Pelatihan ini akan membahas bagaimana teknik merancang uji sensori (uji penerimaan konsumen), sehingga dapat menjadi acuan bagi IKM untuk memperbaiki produk dan menentukan produk yang akan dijual ke konsumen.

Prof. Dr. Dede R Adawiyah, Dosen ITP-FATETA IPB dan Peneliti SEAFAST Center membagikan ilmunya mengenai “Peranan Uji Sensori dalam Pengembangan Produk di IKM Pangan”. Uji/evaluasi sensori merupakan pengujian kualitas dan penerimaan produk (pangan & non-pangan) menggunakan manusia sebagai alat ukur, dengan melibatkan indra penglihatan, penciuman, pencicipan, perabaaan, pengunyahan, dan pendengaran. Dalam pengembangan produk pangan, uji/evaluasi sensori penting dilakukan karena hanya data sensori yang merupakan model paling baik dalam memprediksi seberapa jauh konsumen menyukai dan menggunakan produk pangan dalam kondisi yang sebenarnya.  Persepsi dan penerimaan produk pangan melibatkan jenis stimulus yang multidimensi dan secara paralel melibatkan system syaraf manusia yang sulit atau tidak mungkin dapat ditiru oleh alat atau instrument. Terdapat 3 jenis metode yang dapat digunakan, yaitu uji pembedaan, uji deskriptif dan uji afektif.

Dr.-Ing. Dase Hunaefi, Dosen ITP-FATETA IPB dan Peneliti SEAFAST Center juga membagikan ilmunya mengenai “Teknis Uji Sensori dan Pengambilan Keputusan”. Menurut Dr.-Ing. Dase Hunaefi, “Bapak/Ibu pelaku UMKM sebenarnya secara tidak langsung telah melakukan uji sensori, karena sebelum menjual produk yang dibuat Bapak/Ibu telah meminta bantuan orang lain untuk mencicipi dan memberikan feedback/masukan terhadap produk yang Bapak/Ibu buat yang kemudian dapat dijual setelah mendapatkan perbaikan”. Saat kita memberikan sampel kepada konsumen sebagai salah satu bagian dari marketing kita, dalam benak konsumen jika produk tersebut diberikan secara gratis maka ada sedikit kewajiban/tuntutan untuk membelinya. “Yang perlu diingat saat melakukan “icip-icip” tersebut adalah, catat dengan baik feedback yang didapat kemudian apakah konsumen akan membeli untuk kedua kali/seterusnya dan tempatkan mindset sebagai konsumen”, tambah Dr.-Ing. Dase dalam presentasinya.

 

error: Content is protected !!