News

Belgian Economic Mission to Indonesia: Sustainable Agriculture and Food Towards a Bio-based Economy

Prof.Lilis Speech

Belgia dalam misi ekonominya terhadap Indonesia mengadakan kerjasama yang mencakup bidang pendidikan hingga pertanian. Hal tersebut disambut baik oleh Indonesia, khususnya dalam kerjasama bidang Pertanian, Institut Pertanian Bogor menjadi mitra kerjasama dengan pihak Belgia. Pada Rabu (16 Maret 2016), Puteri Kerajaan Belgia Princess Astrid, mengadakan kunjungan ke Bogor beserta kementrian Belgia. Kunjungan tersebut menjadi “pintu gerbang” bagi kerjasama dengan Indonesia melalui IPB sebagai institusi pendidikan pertanian terbaik di Indonesia. Kunjungan tamu negara tersebut disertai seminar internasional yang diadakan oleh Kedutaan Besar Belgia untuk Indonesia berlokasi di International IPB Convention Center Bogor. Seminar dengan tema besar Sustainable Agriculture and Food towards a bio-based Economy ini dibagi dalam tiga breakout session, mencakup: (1) sustainable agriculture, (2) Biomass, dan (3) Food Safety, Food Chain, and Traceability. Dalam kesempatan tersebut, SEAFAST Center sebagai salah satu unit riset dibawah LPPM IPB turut ambil bagian pada breakout session yaitu sebagai salah satu pemateri. Materi dengan judul “Introduction New Food/Feed Additives into Indonesia” ini dibawakan oleh Prof. Lilis Nuraida, selaku Manajer Program SEAFAST Center.

Dalam presentasinya, Prof. Lilis menyampaikan kondisi di Indonesia dengan tingkat konsumsi yang tinggi dapat menjadi peluang menjanjikan bagi industri pangan baik di dalam maupun luar negeri. Beliau juga menyampaikan regulasi terkait kebijakan pangan yang ada di dalam negeri seperti Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), Undang-Undang, hingga peraturan dan standar yang dikeluarkan BPOM. Tentu saja produk pangan yang beredar di Indonesia harus memenuhi kriteria maupun standar yang telah ditetapkan. Uniknya, seiring dengan perkembangan pangan di era modern ini, kesadaran masyarakat tentang peran pangan bagi kesehatan pun meningkat. Hal ini diikuti dengan peningkatan permintaan bahan tambahan pangan dan ingredien pangan di kalangan industri, utamanya produk intermediet. Peluang itulah yang seharusnya dapat dilihat dengan baik bagi para pelaku maupun produsen yang bergerak di bidang pangan. Selain dapat melihat kesempatan, aspek kualitas dan keamanan pangan juga menjadi hal penting yang tak boleh dilupakan. Pada akhir presentasinya, Prof. Lilis memperkenalkan kepada audiens mengenai SEAFAST Center IPB sebagai lembaga riset di bidang teknologi pertanian.

Secara keseluruhan, seminar internasional yang dihadiri lebih dari 300 peserta ini memberi manfaat dalam hal berbagi ide, ilmu, dan pengetahuan lintas negara memasuki terbukanya era kerjasama bilateral. Pemateri dari seminar ini berasal bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari Belgia dengan berbagai latar belakang mulai dari civitas akademik, pelaku industri, hingga pemerintah selaku pemegang kebijakan. (CYN)

error: Content is protected !!