Webinar Indonesia Spice Up The World, salah satu Program Matching Fund Kedai Reka antara SEAFAST Center LPPM IPB bersama PT. Bintang Toedjoe telah mencapai seri ke-III. Webinar kali ini memperkenalkan produk komersial berbasis rempah di PT. Bintang Toedjoe dan berbagai ingredien pangan dan hasil olahan rempah.
BU BINA BD & Technical Support Division Head. PT. Bintang Toedjoe, Evanie Noer Putri menjelaskan “Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal mengacu pada bagian tanaman hijau atau berbunga yang berdaun (baik segar atau kering), sedangkan rempah biasanya dikeringkan dan diproduksi dari bagian lain tanaman yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam makanan, termasuk biji, kulit kayu, akar dan buah-buahan.” Berbagai komoditas unggulan rempah-rempah Indonesia antara lain; cengkeh, lada, kayu manis, kunyit, jahe, pala dan bunga pala, kapolaga, dan vanili. Salah satu herbal yang tengah dikembangkan oleh PT. Bintang Toedje adalah produk dengan bahan baku jahe merah. Berbagai alasan yang menjadikan jahe merah untuk dikembangkan oleh PT. Bintang Toedje antara lain; jahe merah dianggap sebagai tanaman obat yang aman untuk menyembuhkan berbagai penyakit, rimpang jahe merah telah dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, jahe merah merupakan bahan baku obat tradisional, makanan, minuman dan parfum, serta lebih dari 400 senyawa kimia terkandung dalam minyak atsiri rimpang jahe merah. Untuk kedepannya PT. Bintang Toedjoe berharap agar jahe merah dapat menjadi salah satu ikon rempah kebanggan Indonesia.
Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB serta Peneliti SEAFAST Center LPPM IPB, Ir. Sutrisno Koswara, MSi dalam webinar ini berbagi ilmu dan pengalamannya dalam mengaplikasikan rempah sebagai ingredien pangan dan hasil olahannya. Klasifikasi rempah menurut Ir. Sutrisno Koswara, MSi adalah pengelompokan berdasar kesamaan dalam memberikan efek terhadap penampakan dan karakter rasa maupun aroma, serta berdasarkan keunikan dari beberapa kelompok tumbuhan. “Pengelompokan rempah dapat dibedakan atas kelompok rempah pedas seperti cabai, merica, jahe; rempah dari buah aromaterapik seperti pala dan puli serta kapolaga; rempah dari keluarga umbrelliferons, rempah yang mengandung senyawa cinamic aldehyde (kayu manis); rempah yang kaya senyawa fenolik seperti cengkeh dan daun salam; dan rempah yang memberi efek warna seperti kunyit dan paprika”. Bentuk ingredien pangan asal rempah meliputi rempah segar, rempah kering, rempah bubuk, konsentrat ekstrak, minyak atsiri, oleoresin, dan enkapsulasi oleoresin atau minyak atsiri. Di akhir pemaparannya, Ir. Sutrisno Koswara memberikan berbagai contoh teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pengolahan rempah sebagai ingredien pangan.