Saat ini masyarakat Indonesia sedang dihebohkan dengan jamur enoki yang mengandung bakteri Listeria monocytogenes. Pasalnya bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi listeriosis dan dapat berdampak serius bagi ibu hamil.
Dosen IPB University yang merupakan pakar mikrobiologi pangan daru Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Prof Dr Ratih Dewanti menjelaskan bakteri Listeria monocytogenus ini merupakan bakteri yang biasa ditemukan di lingkungan, seperti di tanah, tanaman, silase, limbah, air dan sebagai penghuni sementara (trancient resident) di usus manusia carrier. Ia menjelaskan, bakteri L. monocytogenes bisa ditemukan di jamur enoki kemungkinan karena kontaminasi dari tanah atau diproduksi dengan sanitasi yang kurang baik sehingga mencemari jamur tersebut.
Lebih lanjut ia menerangkan, ada enam spesies Listeria , tetapi hanya satu yang telah dikaitkan dengan listeriosis pada manusia yaitu Listeria monocytogenes.
Ia menerangkan seseorang yang terinfeksi listeria menunjukkan gejala serupa flu (flu-like symptom) seperti demam, nyeri sendi dan otot serta pusing. Gejala tersebut bisa timbul beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan dapat berlanjut dengan fase invasi satu hingga empat minggu setelah mengonsumsi dimana bakteri memasuki darah dan bisa menyerang organ lain seperti selaput otak. Fase ini terutama mungkin terjadi pada pada kelompok rentan (lansia, balita, orang-orang dengan riwayat penyakit kronis).
“Yang paling berbahaya adalah jika menginfeksi ibu hamil yang mungkin hanya akan menunjukkan gejala flu, tetapi bakteri tersebut bisa ditransmisikan ke janin sehingga bisa menyebabkan keguguran, lahir prematur, maupun bayi lahir mati (stillbirth) atau dengan meningitis” papar Prof Ratih.
Di sisi lain, Prof Ratih menjelaskan bahwa bakteri Listeria monocytogenes ini sebenarnya tidak tahan panas dan dapat dibunuh dengan pemanasan lebih dari 70 derajat Celcius dalam beberapa menit. Jadi sebenarnya pemasakan dapat menghilangkan L. monocytogenes dalam makanan. Akan tetapi, bakteri ini memiliki keunikan yakni mampu tumbuh pada suhu refrigasi atau suhu dingin pada penyimpanan. Dengan kemampuannya yang bisa berkembang dan tumbuh pada suhu dingin tersebut, maka berpeluang menjadi kontaminan pada produk yang melalui “cold chain” dan menjadi sumber kontaminasi silang bagi makanan lainnya yang disimpan pada tempat yang sama. Oleh karena itu, Prof Ratih menyarankan bagi masyarakat yang pernah menyimpan jamur enoki yang terkontaminasi L. monocytogenes di dalam kulkas, supaya membersihkan kulkas tersebut dengan tujuan menghilangkan dan memutus rantai penyebaran bakteri Listeria monocytogenes.
“Bagi masyarakat yang pernah menyimpan jamur maupun bahan makanan yang mengandung kontaminan listeria, silahkan kulkasnya dibersihkan supaya bisa memutus penyebaran bakteri tersebut,” pungkasnya. (RA)
sumber :
https://ipb.ac.id/news/index/2020/06/prof-ratih-dewanti-pakar-mikrobiologi-pangan-ipb-university-bicara-tentang-bakteri-pada-jamur-enoki-yang-sedang-heboh-di-masyarakat/2c46d1baed5481288834f833fca2d484