Sebuah ide dalam proses penelitian dan kreativitas serta kendala dan pelaporannya harus dilandasi dengan kejujuran. Hal ini agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam mengevaluasi proses penelitian di segala sisi. Tak hanya kelebihan tapi juga kelemahannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Purwiyatno Hariyadi dari IPB sebagai salah satu Tim Monitoring dan Evaluasi dalam Pembukaan acara Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat- Ditjen Dikti Kemendikbud, 17-19 Juli 2013 di aula lt.3 Gd FISIP Universitas Diponegoro.
Senada disampaikan pula oleh Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan Undip, Drs. Warsito SU yang mengatakan bahwa “dalam proses pengembangan sebuah ilmu itu kesalahan boleh terjadi tapi tidak boleh ada kebohongan di dalamnya”.
Acara ini merupakan proses lanjutan bagi para Mahasiswa penerima dana PKM untuk diseleksi sekaligus di verifikasi hasil kerja para mahasiswa atas proposal mereka, serta di nilai kelayakannya maju dalam ajang Pimnas 2013 di Mataram, Lombok, NTB.
Ada sekitar 288 kelompok dari 11 Perguruan Tinggi di sekitar Undip yang akan diseleksi dalam 3 hari ke depan. Undip sebagai tuan rumah acara tersebut mengikutkan sebanyak 150 proposal untuk bersaing bersama 138 proposal lainya yang datang dari 11 Perguruan Tinggi disekitar Undip seperti, USM, Undaris, Unisula,UMK, UKSW, Unikal, Universitas Islam Batik dan beberapa lainya.
Menurut Prof. Purwiyatno secara penelitian dan kreativitas mahasiswa secara nasional itu sudah sangat bagus, ide-ide mahasiwa sangat relevan dengan masing masing wilayah mereka. Artinya mereka mampu mengangkat kearifan lokal untuk dikaji lebih lanjut.
“Meskipun memang dituntut namanya publikasi internasional tetapi relevansi dengan kondisi lokal akan lebih berarti” jelasnya.
Berkaitan dengan banyaknya proposal yang mendapatkan dana PKM adalah mahasiswa eksata, Prof Purwiyatno juga menjelaskan bahwa sebenarnya kita sudah sangat membuka kesempatan bagi para mahasiswa non eksata seperti Karya Cipta, Satra tetapi entah kenapa proposal yang masuk itu lebih banyak dari Eksata.
“Sebagai Dosen harapannya dengan pelaksanaan Monev ini adalah terciptanya Culture dan atmosfir Penelitian Akademik serta akademik respect yang baik dapat tertanam di benak mahasiswa,” tutur Prof. Purwiyatno.