News

Tingkatkan Konsumsi Buah dan Sayuran

buah-buahanPeneliti makanan dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Purwiyatno Hariyadi, mengatakan jalan untuk mengatasi stres oksidatif adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat antioksidan. Zat-zat antioksidan seperti vitamin A, E, C dan berbagai macam mineral seperti karoten dan polifenol, menurut Purwiyatno, merupakan bemper agar tidak terjadi oksidasi di jaringan tubuh lain, seperti lemak dan protein.

Senyawa-senyawa itu ia ibaratkan sebagai sukarelawan agar radikal bebas di tubuh tidak mengoksidasi sel-sel tubuh. “Walau tidak termasuk zat gizi, penting supaya sel tubuh tidak rusak. Karena bila radikal bebas mengoksidasi tubuh, akan tidak terkontrol dan tidak sesuai dengan metabolisme tubuh sehingga akan menjadi racun,” ujarnya. EFSA (Badan Pengawas Makanan Eropa) menegaskan hal itu di beberapa jurnal kesehatan yang mereka keluarkan pada Oktober 2009.

 

Berdasarkan bukti ilmiah, dinyatakan bahwa suplementasi mikro nutrisi dapat membantu memperbaiki sistem imunitas tubuh. Pemenuhan kebutuhan mikronutrisi dengan suplemen makanan dapat membangun fungsi imunitas dan memperkuat daya tahan tubuh dari infeksi.

Contohnya, vitamin A, B6, B12, C, tembaga, magnesium, selenium, dan zinc yang dipercaya dapat membantu sistem imunitas. Purwiyatno mengatakan selain suplemen, mengonsumsi sayur dan buah tiap harinya bisa mengatasi kekurangan antioksidan. Karena buah dan sayur mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menghindari proses oksidasi oleh radikal bebas. “Sebaiknya memakan buah yang berwarna karena dengan berwarna tentu mengandung pigmen-pigmen berisi vitamin yang bersifat antioksidan,” terangnya.

Ia mencontohkan wortel, tomat, dan buah merah sebagai buah yang kandungan vitaminnya tinggi. Wortel mengandung zat karoten yang tinggi, sementara tomat mengandung kadar likopin yang tinggi.Selain itu, ia merujuk buah yang sudah jarang ditemui seperti jamblang yang berwarna ungu. “Jamblang mengandung kadar polifenol yang tinggi. Namun sayangnya, buah itu sudah jarang ditemui,” sesalnya.

Selain buah-buahan, ia menganjurkan untuk minum teh hitam atau teh hijau karena teh mengandung senyawa kateken yang bersifat antioksidan. Ia mengatakan susu juga bisa menyediakan vitamin E dan D.Namun, kandungan makanan hewani lebih sedikit mengandung zat antioksidan dibandingkan buah dan sayur.

Ia menambahkan, orang yang bekerja di tempat tertutup kurang ventilasi, dengan mesin-mesin di sekitarnya yang terus mengeluarkan asap dan berdiri dengan jangka waktu lama, merupakan kelompok yang rentan terhadap stres oksidatif.“Ruang tertutup, maka oksigen berkurang. Di saat bersamaan, dengan berdiri, maka energi tubuh akan menurun tajam dibandingkan bekerja dengan duduk. Risiko terpapar stres oksidatif lebih besar karena kekurangan oksigen,”ungkapnya.

Untuk itu, ia menganjurkan agar pabrik-pabrik memiliki ventilasi yang cukup. Selain itu, manajemen pabrik diminta menyediakan makanan yang kaya vitamin dan mineral sebagai antisipasi menurunnya imunitas tubuh pekerja. wan/L-1. Sumber

error: Content is protected !!