News

Peneliti SEAFAST Center sebagai salah satu Pembicara Workshop Pengembangan Teknologi Pangan Siap Saji

Prof. Dr. Harsi Dewantari Kusumaningrum menjadi narasumber dalam Workshop Pengembangan Teknologi Pangan Siap Saji yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesehatan Lingkungan, Kemeterian Kesehatan RI, Rabu/5 Mei 2021. Acara diikuti oleh petugas kesehatan lingkungan di dinas kesehatan propinsi, kabupaten dan kota seluruh Indonesia, dan juga kalangan akademik baik dosen, peneliti dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

Prof. Dr. Harsi Dewantari Kusumaningrum menyampaikan materi mengenai “Risiko Kontaminasi Staphylococcus aureus pada Pangan Siap Saji”. Menurut PP Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan, pangan olahan siap saji adalah makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan disiap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha seperti pangan yang disajikan di jasa boga, hotel, restoran, rumah makan, kafetaria, kantin, kaki lima, gerai makanan keliling (food truck), dan penjaja makanan keliling atau usaha sejenis. Dalam proses pembuatan hingga penyajian dan akhirnya sampai pada konsumen memungkinkan terjadinya perpindahan bakteri atau mikroorganisme dari pengolah/penjamah pangan atau dari lingkungan sekitar pengolahan/penyajian. Keracunan pangan merupakan kondisi yang disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang tercemar/mengandung racun/toksin. Salah satu contoh keracunan pangan akibat cemaran mikrobiologi dapat dikarenakan oleh S.aureus. Dalam hal ini, Prof. Harsi meneliti keberadaan S.aureus tersebut dalam pangan siap saji di berbagai warung makan diberbagai tempat. Dalam penelitian Prof. Harsi ditemukan bahwa 9 dari 68 atau sebanyak 13% isolate S.aureus mempunyai gen sea yang berperan dalam pembentukan toksin SEA. Pada 36% sampel pangan siap saji yang diteliti menunjukkan positif mengandung S.aureus. Masih ditemukannya pengolah/penjamah makanan yang tidak menggunakan alat bantu (langsung dengan tangan) dalam proses pengolahan atau penyajian makanan. Lama penyimpanan di suhu ruang sebelum dikonsumsi ditemukan berada pada kisaran <2 sampai 12 jam. S.aureus dapat disebarkan oleh pengolah/penjamah makanan melalui udara. Sehingga perlu adanya penyuluhan dan pengawasan secara berkelanjutan mengenai kesadaran terhadap keamanan pangan. Melibatkan masyarakat termasuk media massa dan adanya evaluasi kinerja demi mewujudkan keamanan pangan yang lebih baik.

error: Content is protected !!