News

Industriawan Vs Pedagang

Tulisan kecil buat anak muda Indonesia

(Oleh: Tjahja Muhandri)

 

Teknologi komunikasi via internet mendorong banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan terbesar pada aspek perdagangan, yang tidak memerlukan lagi pertemuan fisik antara penjual dan pembeli. Semua terjadi hanya dengan memegang dan memencet tombol HP.

Pedagang tidak perlu modal besar untuk memperkenalkan produk (promosi). Cukup bikin status sosial, foto atau video produk, upload, dan menunggu ada “ikan” yang terjaring jala yang disebar. Jasa pengiriman produk sudah siap, tinggal mencet tombol HP juga.

Banyak pelatihan ditawarkan dengan mengusung tema Sukses dengan E-commerce, atau Songsong penghasilan 20 juta/bulan tanpa meninggalkan rumah, dan tema senada lainnya. Peserta pelatihan semacam ini sangat banyak.

Iming-iming banyak uang tanpa capek berpengaruh ke fikiran anak-anak muda milenial dan mahasiswa. Dalam grup-grup media sosial, ketika saya tawarkan “produk baru”, komentar yang akan berhamburan adalah : Berapa kapasitas per minggu pak? saya siap pasarkan.

Sebagian besar mahasiswa (termasuk mahasiswa ITP-IPB) juga lebih memilih aktivitas mencari uang dengan jadi Pedagang Online karena bisa sambil main game on line. Kondisi ini berdampak pada “Lesunya Minat Belajar Pengolahan”. Ya kuliahnya, ya praktikumnya.

 

Indutriawan

Industriawan adalah orang yang membuat produk, baik menjual sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain untuk menjual produknya. Industriawan memerlukan kemauan keras dan kemampuan tinggi. Seluruh aspek produksi harus dikuasai, tidak hanya mem-foto produk dan pajang di media sosial.

Minat menjadi industriawan semakin kecil. Kata anak muda : banyak amat yang harus diurus. Ribet, capek, belum tentu berhasil.

 

Kelebihan dan Kelemahan Pedagang

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan (Wikipedia). Pedagang (apalagi yang online) tidak memerlukan investasi, tidak capek dan tidak perlu me-manage faktor-faktor yang dibutuhkan dalam suatu industri. Gak capek, tapi dapat duit.

Pedagang tidak memahami formula produk, teknologi proses produksi, bahkan kadang tidak mengerti jenis kemasan yang digunakan. Pedagang tidak dapat membuat produk yang dijualnya. Pedagang tidak paham cara akses bahan baku, analisis finansial, meng-organisasi karyawan, menghitung HPP, aspek perijinan, aspek legalitas usaha, pajak dsb.

Pedagang (termasuk yang online) tidak sadar, bahwa mereka hanya diberikan keuntungan sesaat (yang sedikit) untuk membantu Promosi produk yang dibuat oleh industriawan. Begitu produk sudah Booming, kemudian di produsen menghentikan pasokan produk, pedagang hanya bisa gigit lengan.

 

Penutup

Tidak ada yang salah dengan menjadi Pedagang, tidak dosa. Bisa dapat duit, uang saku, sambil leha-leha.

Tapi ingat, jika semua anak muda Indonesia jadi pedagang, industri akan dikuasai orang asing. Sumberdaya alam masuk dalam pelukan mereka, bahkan aturan dan regulasi akan mampu mereka giring (dengan suap dll) untuk keuntungan pada Industriawan Asing.

Ketika itu terjadi, maka anak-anak muda Indonesia tidak hanya gigit lengan, tapi sudah gigit pipi, hidung, bahkan gigit mulut sendiri.

error: Content is protected !!