News

Advokasi Sawit Indonesia oleh SEAFAST Center LPPM IPB dan GAPKI melalui Program Pelatihan bagi Industri Kecil Menengah Pangan

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Tingkat konsumsi minyak dan lemak tidak dapat dilepaskan dari konsumsi pangan sehari-hari masyarakat Indonesia. Minyak dan lemak pada umumnya digunakan untuk keperluan menggoreng, menumis, maupun digunakan sebagai ingridien formula pangan olahan. Jenis minyak dan lemak yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah yang berasal dari kelapa sawit. SEAFAST Center bekerjasama dengan GAPKI mengadakan Pelatihan bagi Industri Kecil Menengah Pangan “Minyak Sawit: Peluang Bisnis Untuk Produk Pangan Olahan” sebagai salah satu bentuk edukasi dan dukungan terhadap kampanye positif minyak sawit di Indonesia. Pelatihan ini ditujukan bagi para pengusaha dan pengelola industri kecil dan menengah pangan (IKMP). Kegiatan ini juga untuk meluruskan kekhawatiran yang tidak benar terkait perkembangan trend terkait “no palm oil labelling” yang terus marak pada produk olahan IKMP akibat ingin mendapat pangsa pasar yang lebih luas, ataupun mengikuti trend yang berasal dari sumber asing/luar negeri. Kepala SEAFAST Center LPPM IPB, Dr. Puspo Edi Giriwono dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar dengan terselenggaranya kegiatan ini, dapat memberikan pengetahuan dan kesempatan para IMKP untuk berbagi pengalaman dalam mengembangkan produknya.

 

Ketua Forum Coaching Clinic IKM Pangan sekaligus Pengajar di Departemen ITP Fateta IPB dan Peneliti SEAFAST Center LPPM IPB, Dr. Tjahja Muhandri, STP., MT dalam kesempatan ini berbagi ilmu mengenai berbagai produk olahan pangan yang menggunakan ingredien minyak sawit. Berbagai aplikasi minyak kelapa sawit yang lazim digunakan antara lain dalam proses penggorengan dan penambahan bahan kedalam adonan pada kue sebagai ingredien. Dalam kesempatan ini, Dr. Tjahja memberikan berbagai tips untuk beberapa masalah produk pangan yang sering dijumpai pada IKMP agar produk yang dihasilkan IKMP dapat terjaga mutunya.

Pengajar Depertemen ITP FAFETA IPB sekaligus Peneliti Senior SEAFAST Center LPPM IPB, Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi dalam kesempatan kali ini juga berbagi ilmunya mengenai

pengaruh karakteristik minyak sawit terhadap mutu dan keamanan pangan olahan. Minyak sawit mempunyai karkateristik yang istimewa sebagai ingredien pangan olahan. Karakteristik fisik minyak sawit dipengaruhi oleh komposisi asam lemak yang terkandung didalamnya. Kandungan asam lemak jenuh yang tinggi akan menghasilkan produk minyak yang padat pada suhu ruang. Sedangkan kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi, menghasilkan produk yang cair pada suhu ruang dan memiliki titik leleh yang rendah. Produk minyak sawit jika dilihat dari kadar minyaknya, dapat dikelompokkan menjadi produk minyak/lemak seperti RBDPO, olein, stearin, PKO, vegetable ghee, shortening, dan produk emulsi seperti margarin dan margarin-butter blend. Beberapa produk turunan minyak sawit yang lazim ditemui dan bernilai ekonomi tinggi yaitu Cocoa Butter Analog (CBA). Dari segi keamanannya, menurut Prof. Nuri hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan keterkaitan konsumsi minyak sawit dengan berbagai penyakit kardiovaskular (penyakit pembuluh darah), penyakit diabetes dan insiden kanker atau risiko kematian yang lebih tinggi pada manusia.

 

Meraih untung dari bisnis yang menggunakan minyak sawit, menjadi salah satu topik pembahasan yang diminati oleh peserta pelatihan. Ibu Budi Sriwahyuni dari “Khumayra Food” yang merupakan salah satu IKMP keripik pisang dan kacang mete, dan Ibu Dhita Sari dari IKMP “Ini Donat” berkesempatan untuk membagikan kisah suksesnya sebagai salah satu pengguna minyak sawit dalam pengolahan produk pangannya. Ibu Budi telah 31 tahun berpengalaman di industri teh dan minuman dan selama 2 tahun ini telah menjalankan bisnisnya dengan produk keripik pisang dan kacang mete, serta Ibu Dhita dengan 18 tahun pengalamannya dibidang frozen food dan bakery, membagikan pengalaman dan ilmunya mengenai penggunaan minyak sawit dalam industri pangan yang telah beliau tekuni. Ibu Budi dan Ibu Dhita dengan masing-masing pengalamannya dalam bidang pengolahan pangan, berbagi tips cara memaksimalkan proses pengolahan, untuk mengembangkan dan memproduksi jenis olahan pangan yang bermutu dan bernilai ekonomi tinggi dengan memanfaatkan minyak sawit sebagai ingredien. Dalam pelatihan ini peserta tampak antusias mengikuti pemaparan materi yang disampaikan dan mengambil kesempatan ini untuk berdiskusi secara langsung serta mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi dalam IKMP yang mereka jalankan.

error: Content is protected !!